Dari Anas ra berkata, aku mendengar Rasulullah saw bersabda:
‘Allah SWT berfirman, “Wahai anak Adam! Selama engkau berdoa dan
berharap kepada-Ku, niscaya Aku ampuni segala dosamu yang telah lalu dan
Aku tidak pedulikan lagi. Wahai anak Adam! Jikalau dosamu membumbung
setinggi langit kemudian engkau memohon ampunan-Ku, pasti engkau
Ku-ampuni. Wahai anak Adam! Andaikata engkau datang kepada-Ku dengan
kesalahan sepenuh bumi, kemudian engkau menemui-Ku dalam keadaan tidak
menyekutukan-Ku sedikitpun, pasti Aku akan mendatangimu dengan ampunan
sepenuh bumi pula”. (HR. Tirmidzi dan ia berkata bahwa hadits ini hasan
shahih)
Dari Abu Muhammad Abdullah bin ‘Amru bin Al-‘Ash ra berkata,
Rasulullah saw bersabda: ‘Tidak sempurna iman seseorang dari kalian
sehingga hawa nafsunya tunduk patuh mengikuti apa yang telah aku bawa”.
(Hadits shahih yang diriwayatkan di dalam kitab Hujjah yang disusun oleh
Abu Al Fath Nashr Ibnu Ibrahim al Maqdisy dengan sanad shahih)
Dari Ibn Umar ra, berkata, Rasulullah saw memegang bahuku lalu
bersabda: “Jadilah engkau di dunia laksana orang asing atau orang yang
menyeberangi jalan. Ibn Umar ra berkata: “Jika engkau berada di sore
hari, maka janganlah engkau menunggu datangnya pagi; dan jika engkau
berada di waktu pagi hari, maka janganlah engkau menunggu datangnya
sore. Manfaatkan waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, dan waktu
hidupmu sebelum datang matimu”. (HR. Bukhari)
Dari Ibn Abbas ra berkata, bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya Allah SWT mengampuni beberapa kesalahan umatku yang
disebabkan karena keliru, karena lupa, dan karena dipaksa”. (Hadits
hasan ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Baihaqi, dan lain-lain)
Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya Allah SWT berfirman: ‘Barangsiapa yang memusuhi para
wali-Ku, maka sesungguhnya Aku menyatakan perang kepadanya. Dan tidaklah
hambaku mendekati-Ku (taqarrub) dengan sesuatu yang lebih Kucintai
daripada apa yang telah Aku wajibkan. Hamba-Ku tidak henti-hentinya
mendekati Aku dengan ibadah sunah (nawafil), sehingga Aku mencintainya,
maka ketika Aku telah mencintainya, niscaya Aku menjadi pendengarannya
yang ia gunakan untuk mendengar, dan menjadi penglihatannya yang ia
gunakan untuk melihat, dan menjadi tangannya yang ia gunakan untuk
berbuat dan menjadi kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Seandainya
ia meminta kepada-Ku niscaya akan Aku berikan kepadanya, dan seandainya
ia memohon perlindungan-Ku, pasti Aku akan melindunginya’.” (HR.
Bukhari)
Dari Ibn Abbas ra meriwayatkan dari Rasulullah saw mengenai apa
yang beliau ceritakan dari Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi. Allah
berfirman: “Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan dan keburukan,
kemudian menjelaskan keduanya. Barangsiapa hendak melakukan kebaikan dan
dia tidak jadi melakukannya, Allah akan mencatat disisi-Nya satu
kebaikan yang sempurna. Dan bila ia hendak melakukan kebaikan dan
benar-benar melakukannya, niscaya Allah akan mencatat di sisi-Nya
sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat, bahkan berlipat ganda
banyaknya. Dan jika ia hendak melakukan keburukan dan kemudian tidak
jadi melakukannya, Allah akan mencatat di sisi-Nya satu kebaikan dan
jika ia hendak melakukan keburukan kemudian benar-benar melakukannya,
maka Allah akan mencatat di sisi-Nya satu keburukan saja. (HR. Bukhari
dan Muslim di dalam kitab shahih mereka).
Dari Abu Hurairah ra berkata, Nabi saw bersabda: “Barangsiapa
yang membebaskan seorang mukmin dari kesempitan dunia, maka Allah akan
membebaskannya dari kesempitan di hari kiamat. Barangsiapa yang memberi
kemudahan kepada seseorang yang mengalami kesulitan, maka Allah akan
memberi kemudahan kepadanya di dunia dan di akhirat. Barangsiapa yang
menutup aib seorang Muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan
di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba-Nya
tersebut menolong saudaranya. Barangsiapa yang meniti jalan untuk
menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.
Tidaklah suatu kaum berkumpul di rumah Allah (masjid), membaca Kitab
Allah dan mempelajarinya, niscaya turun kepada mereka ketenteraman,
rahmat meliputi mereka, para Malaikat berkerumun disekelilingnya dan
Allah menyebut-nyebut mereka di hadapan makhluk yang berada di sisi-Nya.
Barangsiapa amalnya selalu terlambat (kurang), maka nasab-nya tidak
akan dapat menyempurnakannya”. (HR. Muslim, dengan lafadz seperti ini)
Dari Abu Hurairah ra, berkata, Rasulullah saw bersabda: “Jangan
saling menghasud, dan jangan saling menipu, dan jangan saling membenci,
dan jangan saling membelakangi, dan janganlah sebagian dari kalian
membeli barang yang telah dibeli orang lain. Jadilah kamu sekalian
sebagai hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang Muslim adalah saudara
bagi Muslim yang lain, maka janganlah berlaku aniaya kepadanya,
janganlah menelantarkannya, jangan mendustainya, dan jangan
merendahkannya. Taqwa itu disini, (beliau mengucapkan ini sambil
menunjuk ke dadanya dan mengulanginya hingga tiga kali). Cukuplah
seseorang dikategorikan buruk apabila ia merendahkan saudaranya sesama
Muslim. Darah, harta, dan kehormatan setiap Muslim adalah haram bagi
Muslim yang lain”. (HR. Muslim)
Dari Abu Said Al-Khudri ra, berkatanya, Aku mendengar Rasulullah
saw bersabda: “Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran,
hendaklah ia merubahnya dengan tangannya (kuasanya); bila ia tidak
mampu, maka dengan lisannya (nasihatnya); dan kalau tidak mampu, maka
dengan hatinya (tidak meridhai perbuatan tersebut). Yang demikian itu
adalah selemah-lemah iman”. (HR. Muslim)
Dari Ibn Abbas ra berkata, Rasulullah saw bersabda: “Seandainya
setiap orang dipenuhi dakwaannya (tuntutannya), tentu akan ada orang
yang menuntut atas harta dan darah suatu kaum. Akan tetapi bukti harus
diajukan oleh pendakwa dan sumpah harus diucapkan oleh orang yang
menolak tuduhan”. (HR. Baihaqi dan yang lain, hadits hasan, sebagian
terdapat dalam Shahih Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Sa’id bin Malik bin Sinan Al-Khudri ra, berkata, bahwa
Rasulullah saw bersabda: “Janganlah kalian saling merugikan”. (HR. Ibnu
Majah, Daruquthni dan lain-lain, hadits ini hasan, juga diriwayatkan
oleh Malik dalam kitabnya Al-Muwatha’ sebagai hadits mursal, dari Amr
bin Yahya, dari bapaknya dari Nabi saw, dengan begitu meniadakan Abi
Sa’id. Hadits ini mempunyai beberapa jalur, tiap-tiap jalur menguatkan
yang lain).
Dari Abu Abbas Sahl bin Sa’ad As-Sa’idi ra, berkata: “Ada
seorang lelaki datang kepada Rasulullah saw dan bertanya: “Ya
Rasulullah, tunjukkan kepadaku suatu amalan yang apabila aku
mengamalkannya, niscaya aku akan dicintai oleh Allah dan dicintai
manusia’. Maka dijawab Rasulullah saw: ‘Zuhud-lah terhadap apa yang ada
di dunia maka Allah akan mencintaimu, dan zuhud-lah terhadap apa yang
ada di tangan manusia, maka manusiapun akan mencintaimu’.” (HR. Ibnu
Majah dan lain-lain dengan sanad hasan)
Dari Abu Tsa’labah Al-Khusyani Jurtsum bin Nashir ra, berkata,
Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah telah menetapkan sejumlah
kewajiban, maka janganlah kalian meremehkannya. Dia telah meletakkan
batasan-batasan (hukum), maka janganlah kalian melanggarnya. Dia telah
mengharamkan sejumlah perkara, maka janganlah kalian jatuh kedalamnya.
Dan Dia juga telah mendiamkan beberapa pekara sebagai rahmat untuk
kalian dan bukan karena lupa, maka janganlah kalian mempersoalkannya
(apa yang telah didiamkan oleh Allah ini)”. (Hadits hasan, diriwayatkan
oleh Ad-Daruquthni dan lain-lain)
Dari Mu’adz bin Jabal ra, berkata, Aku pernah berkata, “Wahai
Rasulullah, beritahukanlah kepadaku amal yang dapat memasukkanku ke
surga dan menjauhkanku dari neraka”.
Beliau menjawab: “Engkau menanyakan suatu pekara yang besar, namun
hal itu menjadi ringan bagi siapa saja yang diringankan oleh Allah SWT,
yaitu: Hendaklah engkau menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya
dengan sesuatu apapun, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa
Ramadhan, dan mengerjakan haji ke Baitullah”.
Dari Abu Najih bin Al-Irbadh bin Sariyah ra, berkata,
“Rasulullah saw telah memberikan nasihat kepada kami dengan nasihat yang
menggetarkan hati dan dapat mengucurkan air mata”.
Kami berkata kepadanya: ‘Wahai Rasulullah, seakan-akan ini nasihat perpisahan, karena itu berilah kami wasiat”.
“Beliau bersabda: “Aku berwasiat kepada kalian agar senantiasa
bertaqwa kepada Allah Azza wa Jalla, serta mendengarkan dan taat
meskipun yang memerintah kalian seorang budak. Sesungguhnya orang-orang
yang masih hidup di antara kalian, niscaya akan menyaksikan banyak
perselisihan. Karena itu berpegang-teguhlah kepada sunahku dan sunah
para Khulafaur-Rasyiddin yang mendapat petunjuk. Gigitlah sunah-sunah
itu dengan gigi geraham kamu (berpegang teguh dengannya dan jangan
dilepaskan sunah-sunah itu). Dan hindarilah hal-hal yang baru (dalam
soal agama), karena semua yang baru adalah bid’ah dan setiap bid’ah
adalah sesat”. (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, dan dia mengatakan bahwa ini
adalah hasan shahih)
Dari An-Nawwas bin Sam’an ra, berkata, Nabi saw bersabda:
“Kebajikan adalah akhlak terpuji, sedangkan dosa adalah apa yang
meresahkan jiwamu serta engkau tidak suka apabila masalah itu diketahui
orang lain”. (HR. Muslim)
Dalam hadits yang diterangkan oleh Abi Wabishah bin Ma’bad ra, ia
berkata, Aku mendatangi Rasulullah saw, beliau bertanya: “Engkau datang
untuk bertanya tentang kebajikan?” Aku menjawab: “Ya, benar”. Beliau
bersabda: ”Tanyakan pada hatimu sendiri”. Kebajikan adalah sesuatu yang
membalut jiwamu tenang dan hatimu tenteram, sedangkan dosa adalah
sesuatu yang menimbulkan keraguan dalam jiwa dan rasa gundah dalam dada,
meski telah berulang kali manusia memberi fatwa kepadamu”. (Ini adalah
hadits hasan yang kami riwayatkan dari dua Imam, Imam Ahmad bin Hanbal
dan Imam Ad-Darimi dengan sanad hasan).
Dari Abu Hurairah ra, berkata, Nabi saw bersabda: “Setiap ruas
tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan shadaqahnya setiap hari ketika
matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah
shadaqah, menolong seseorang dengan membantunya menaiki tunggangannya
(kendaraannya) atau mengangkatkan barang-barang ke atas tunggangannya
adalah shadaqah, dan perkataan yang baik itu adalah shadaqah, tiap-tiap
langkah menuju ke tempat shalat adalah shadaqah, dan membersihkan
rintangan dari jalan adalah shadaqah”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Dzar Al-Ghifari ra menerangkan bahwa sebagian sahabat
Rasulullah saw, berkata kepada beliau: “Wahai Rasulullah! Orang-orang
kaya telah lebih banyak mendapat pahala, mereka mengerjakan shalat
sebagaimana yang kami kerjakan. Mereka berpuasa sebagaimana yang kami
kerjakan, dan mereka bershadaqah dengan kelebihan harta kekayaan yang
mereka miliki (sementara kami tidak bisa melakukannya)”.
Beliau bersabda: “Bukankah Allah telah menunjukkan kamu cara-cara
bagaimana kamu bisa bershadaqah? Sesungguhnya setiap tasbih
(Subhanallah) itu adalah shadaqah, dan setiap takbir (Allahu Akbar) itu
adalah shadaqah, dan setiap tahmid (Alhamdulillah) itu adalah shadaqah,
dan setiap tahlil (Laa ilaaha illallah) itu adalah shadaqah, dan menyeru
kepada kebaikan itu adalah shadaqah, dan mencegah dari yang munkar itu
adalah shadaqah, dan bergaul dengan isteri juga shadaqah”.
Bertanya para sahabat: “Ya Rasulullah! Apakah jika diantara kami yang
menyalurkan hasrat biologisnya kepada isterinya juga mendapat pahala?”
Beliau menjawab: “Bukankah jika ia menyalurkannya kepada yang haram itu
berdosa? maka demikian pula apabila ia menyalurkannya kepada yang halal,
maka ia juga akan mendapatkan pahala”. (HR. Muslim)
Dari Abu Dzar Al-Ghifari ra, menerangkan bahwa Nabi saw bersabda
tentang apa yang beliau riwayatkan dari Rabb-nya Azza wa Jalla,
sesungguhnya Dia berfirman:
“Wahai hamba-hamba-Ku! Sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezhaliman
kepada diri-Ku, dan Aku menjadikan kezhaliman itu haram di antara
sesama kamu. Oleh karena itu, janganlah kamu saling menzhalimi”.
“Wahai hamba-hamba-Ku! Kamu sekalian tersesat, kecuali yang Aku
beri petunjuk. Oleh karena itu, mintalah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku
akan memberikannya kepadamu”.
“Wahai hamba-hamba-Ku! Kamu semua lapar, kecuali yang Aku beri makan.
Oleh karena itu, mintalah makan kepada-Ku, niscaya Aku memberikannya
kepadamu”.
“Wahai hamba-hamba-Ku! kamu semua telanjang, kecuali yang Aku beri
pakaian. Oleh karena itu, mintalah pakaian kepada-Ku, niscaya Aku
berikan kepadamu”.
“Wahai hamba-hamba-Ku! Sesungguhnya kamu semua berbuat salah di malam
dan siang hari. Sedangkan Aku mengampuni segala dosa. Oleh karena itu,
mohonlah ampunan kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampunimu”.
“Wahai hamba-hamba-Ku! Kamu tidak akan mampu memberi mudharat
untuk-Ku, sehingga bisa menimpakan mudharat kepada-Ku. Dan kamu tidak
akan mampu memberi manfa’at untuk-Ku, sehingga bisa memberi manfa’at
kepada-Ku”.
“Wahai hamba-hamba-Ku! Meskipun orang-orang yang terdahulu dan
orang-orang yang terkemudian di antara kamu bersatu, baik dari jenis
manusia maupun jin, semuanya berada pada hati orang yang paling bertakwa
diantara kamu, maka hal itu tidak akan menambah apapun terhadap
kekuasaan-Ku”.
“Wahai hamba-hamba-Ku! Meskipun orang-orang yang terdahulu dan
orang-orang yang terkemudian di antara kamu bersatu, baik dari jenis
manusia maupun jin, semuanya berada pada hati orang yang paling jahat
diantara kamu, maka hal itu tidak akan mengurangi apapun dari
kekuasaan-Ku”.
“Wahai hamba-hambaku! Meskipun orang-orang yang terdahulu dan
orang-orang yang terkemudian di antara kamu bersatu, baik jin maupun
manusia, berkumpul di sebuah bukit dan memohon kepada-Ku. Lalu Aku
mengabulkan permohonan mereka masing-masing, maka hal itu tidak akan
mengurangi sedikitpun apa-apa yang ada pada-Ku, kecuali seperti jarum
yang dicelupkan ke laut dan diangkat lagi”.
“Wahai hamba-hambaku! Sesungguhnya Aku mencatat amalanmu, kelak di
kemudian hari akan Aku balas atas tiap-tiap satu daripadanya. Oleh
karena itu, barangsiapa menerima kebaikan, maka hendaklah ia memuji
Allah. Dan barangsiapa yang menerima selain itu, maka janganlah mencela,
selain dirinya sendiri”. (HR. Muslim)
Dari Abu Malik Al-Harits bin Ashim Al-Ashy’ari ra, berkata,
Rasulullah saw bersabda: “Kesucian adalah sebagian dari iman, dan
Alhamdullilah memberatkan timbangan, dan Subhanallah wal-hamdullilah
akan memenuhi ruangan antara langit dan bumi, dan shalat adalah nur
(cahaya), dan shadaqah adalah burhan (bukti nyata), dan sabar adalah
pelita, dan Al-Quran adalah hujjah (pedoman) dan atasmu (akan
mendorongmu masuk surga jika kamu selalu menerapkan isinya dan
mendorongmu masuk neraka jika kamu tidak menerapkan isinya ketika di
dunia). Semua orang bekerja sampai ada yang menjual dirinya, sehingga ia
menjadi merdeka atau malah celaka”. (HR. Muslim)
Dari Abu Abdullah Jabir bin Abdillah Al-Anshari ra, menerangkan
bahwa ada seorang lelaki yang bertanya kepada Rasulullah saw, ia
berkata: “Bagaimana pendapatmu jika aku telah mengerjakan shalat
maktubah (shalat fardhu lima waktu), berpuasa Ramadhan, menghalalkan
yang halal dan mengharamkan yang haram, dan aku tidak menambahkannya
dengan suatu apapun. Apakah aku bisa masuk surga?” Beliau menjawab:
“Ya”. (HR. Muslim)
Makna “mengharamkan yang haram” adalah menjauhinya, sedangkan
“menghalalkan yang halal” berarti melakukannya dengan penuh keyakinan
akan kehalalannya.
Dari Abu Amr dan dikatakan pula dari Abi Amrah Sufyan bin
Abdillah Ats-Tsaqafy ra, berkata, Aku berkata: “Wahai Rasulullah,
beritahukan kepadaku suatu ungkapan tentang Islam yang tidak akan aku
tanyakan kepada seorangpun selain engkau!” Beliau bersabda: “Katakanlah,
Amantu Billah (Aku beriman kepada Allah), kemudian hendaklah engkau
beristiqamah”. (HR. Muslim)
Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amr Al-Anshari Al-Badri ra, berkata,
Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya sebagian dari apa yang telah
dikenal orang dari perkataan para Nabi yang terdahulu ialah: “Bila
engkau tidak malu, maka berbuatlah sesuka hati kamu”. (HR. Bukhari)
Dari Abu Abbas Abdillah bin Abbas ra berkata, Suatu hari aku
sedang berada di belakang Rasulullah saw (di atas binatang
tunggangannya), lalu beliau bersabda: “Wahai pemuda! Aku hendak
mengajarimu beberapa kalimat: “Jagalah (perintah) Allah, maka Dia akan
menjagamu; jagalah (kehormatan) Allah, niscaya engkau akan mendapati-Nya
bersamamu; Bila engkau memohon sesuatu, mohonlah kepada-Nya semata;
Bila engkau meminta pertolongan, minta tolonglah kepada Allah semata.
Ketahuilah bahwa seandainya seluruh umat ini berkumpul untuk memberikan
sesuatu yang bermanfa’at bagimu, maka mereka tidak akan bisa memberi
manfa’at kepadamu, melainkan dengan sesuatu yang telah ditaqdirkan oleh
Allah kepadamu. Begitu juga seandainya seluruh umat ini berkumpul untuk
memberikan sesuatu yang merugikanmu, maka mereka tidak akan bisa
merugikanmu kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah
terhadapmu. Pena-pena telah diangkat (tulisan) dan lembaran-lembaran
telah mengering tintanya (buku catatan)”. (HR. Tirmidzi dan ia
menyatakan sebagai hadits hasan shahih).
Menurut riwayat selain Tirmidzi dijelaskan, “Jagalah Allah, niscaya
engkau akan bersama-Nya. Kenalilah Allah dalam kesenangan, niscaya Dia
mengenalimu dalam kesempitan. Ketahuilah bahwa segala perbuatan salahmu
belum tentu mencelakaimu dan mushibah yang menimpamu belum tentu akibat
kesalahanmu. Ketahuilah bahwa kemenangan beserta kesabaran, kebahagiaan
beserta kedukaan, dan setiap kesulitan ada kemudahan.
Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdur-Rahman Mu’adz bin
Jabal ra, menerangkan, Rasulullah saw bersabda: “Bertaqwalah kepada
Allah di manapun kamu berada. Dan ikutilah keburukan dengan kebaikan,
mudah-mudahan yang baik itu akan menghapusnya. Dan pergaulilah manusia
dengan akhlak terpuji”. (HR. Tirmidzi dan ia berkata, “Ini adalah hadits
hasan” dan di sebagian kitab disebutkan sebagai hadits hasan shahih).
Dari Abi Ya’la Syaddad bin Aus ra, menerangkan bahwa Rasulullah
saw bersabda: “Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan (ihsan) atas
segala sesuatu. Maka apabila kalian membunuh (didalam peperangan),
lakukanlah dengan baik, dan jika kalian menyembelih, maka lakukanlah
dengan baik. Hendaklah setiap kalian menajamkan mata pisaunya dan
menyenangkan hewan sembelihannya”. (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah ra, menerangkan bahwa ada seorang lelaki
berkata kepada Nabi saw: “Berilah aku nasihat!” Beliau menjawab: “Jangan
marah” Orang itu berulangkali meminta supaya dirinya dinasihati, maka
Rasulullah saw tetap mengatakan: “Jangan marah!” (HR. Bukhari)
Dari Abu Hurairah ra, menerangkan bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berkata
yang baik atau diam; Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari
Akhir, hendaklah ia menghormati tetangganya; Dan barangsiapa yang
beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya”.
(HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Ibnu Mas’ud ra, berkata, Rasulullah saw bersabda: “Tidak
halal darah seorang Muslim yang bersaksi tidak ada tuhan selain Allah
dan aku adalah Rasul-Nya, kecuali disebabkan oleh salah satu dari tiga
sebab;
tsayyib (orang yang sudah menikah/janda/duda)
yang berzina,
membunuh orang, dan orang yang meninggalkan agamanya serta memisahkan diri dari jemaah”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik ra, menerangkan bahwa Rasulullah
saw bersabda: “Tidak sempurna iman seseorang diantara kalian sehingga
ia mencintai saudaranya sebagaimana ia menyintai dirinya sendiri”. (HR.
Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Hurairah ra, berkata, Rasulullah saw bersabda:
“Diantara (tanda) kebaikan ke-Islaman seseorang itu adalah ia
meninggalkan perkara yang tidak berguna baginya”. (Hadits hasan,
diriwayatkan oleh Tirmidzi dan yang lainnya)
Dari Abu Muhammad Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra, cucu
kesayangan Rasulullah saw, berkata: “Aku telah hafal sabda Rasulullah
saw: ‘Tinggalkanlah perkara yang meragukanmu dan kerjakan perkara yang
tidak meragukanmu”. (HR. Tirmidzi dan Nasa’i, Tirmidzi berkata, “ini
adalah hadits hasan shahih”)
Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya Allah SWT itu baik dan hanya menerima yang baik saja. Dan
sesungguhnya Allah telah memerintahkan kaum Mukminin segala apa yang
diperintahkan kepada para Rasul. Allah berfirman: “Wahai para Rasul,
makanlah kalian dari makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amalan yang
shalih”. (al Mukminun: 51) Dan Allah juga berfirman: “Wahai orang-orang
yang beriman, makanlah kalian dari makanan yang baik-baik yang Kami
rizkikan kepada kalian”.
Lalu Rasulullah saw mengisahkan tentang seorang lelaki yang menempuh
perjalanan jauh, hingga rambutnya kusut dan kotor berdebu. Ia lalu
menengadahkan kedua belah tangannya ke langit (seraya berdo’a: “Ya Rabb,
ya Rabb, sedangkan makanannya dari yang haram, minumannya dari yang
haram, dan pakaiannya dari yang haram, dan dia telah dikenyangkan dari
sumber yang haram. Maka bagaimana mungkin do’anya dikabulkan?”
Dari Abu Ruqayah Tamim bin Aus Ad-Dhari ra, menerangkan bahwa
Nabi saw bersabda: “Agama itu adalah nasihat”. Kami bertanya: “Bagi
siapa?” Beliau bersabda: “Bagi Allah, kitabNya, RasulNya, para pemimpin
kaum Muslimin, dan bagi kaum Muslimin pada umumnya”. (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah Abdur-Rahman bin Sakhr ra, berkata: Aku
mendengar Rasulullah saw bersabda: “Apa yang aku larang untuk kalian,
maka tinggalkanlah, dan apa yang aku perintahkan kepada kalian, maka
laksanakanlah sesuai dengan kemampuan kalian. Sesungguhnya yang telah
membinasakan umat-umat sebelum kalian adalah banyaknya pertanyaan dan
perselisihan terhadap para Nabi mereka. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Ibn Umar ra, menerangkan bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mau bersaksi
tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah, mendirikan
shalat dan membayar zakat. Apabila mereka telah melakukan itu, maka
mereka telah melindungi darah dan harta bendanya dariku, kecuali ada haq
(hukum) Islam, sedangkan hisab mereka terserah kepada Allah SWT”. (HR.
Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Abdillah An-Nu’man bin Basyir ra berkata, saya telah
mendengar Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya yang halal itu telah
jelas dan yang haram pun telah jelas. Sedangkan diantara keduanya
terdapat perkara yang samar-samar (syubhat) yang kebanyakan manusia
tidak mengetahui (hukum)-nya. Barang siapa menghindari yang samar-samar,
maka ia telah membersihkan agama dan kehormatannya. Barang siapa yang
jatuh kedalam yang samar-samar, maka ia telah jatuh kedalam perkara yang
haram. Seperti seorang penggembala yang berada di dekat pagar (milik
orang lain); dikhawatirkan ia akan masuk kedalamnya.
Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki pagar (aturan). Ketahuilah,
bahwa pagar Allah adalah larangan-larangan-Nya. Ketahuilah, bahwa di
dalam jasad manusia terdapat segumpal daging. Jika ia baik, maka baik
pula seluruh jasadnya, dan jika ia rusak, maka rusak pula seluruh
jasadnya. Ketahuilah, bahwa segumpal daging itu adalah hati”. (HR.
Bukhari dan Muslim)
Dari Ummul Mukminin, Ummi Abdillah, ‘Aisyah ra, berkata: Telah
bersabda Rasulullah saw: “Barangsiapa yang membuat-buat hal baru dalam
urusan (ibadah) yang tidak ada dasar hukumnya maka ia tertolak”,
diriwayatkan dari Al-Bukhari dan Muslim. Dan pada riwayat yang lain oleh
Imam Muslim: “Barangsiapa melakukan amalan yang tidak didasari perintah
kami, maka ia tertolak.”
Dari Abu Abdur-Rahman Abdullah bin Mas’ud ra, berkata,
Rasulullah saw bersabda kepada kami, sedangkan beliau adalah seorang
yang jujur dan terpercaya, sabdanya: “Sesungguhnya tiap-tiap kalian
dikumpulkan kejadiannya dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa nutfah
(air mani yang kental), kemudian menjadi alaqah (segumpal darah) selama
itu pula, kemudian menjadi mudghah (segumpal daging) selama itu pula,
yaitu 40 hari. Kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh
kepadanya dan mencatat 4 (empat) hal yang telah ditentukan, yaitu:
rezekinya, ajalnya, amalnya, dan sengsara atau bahagianya.
Maka demi Allah Dzat yang tiada tuhan selain Dia, sesungguhnya setiap
kalian itu ada yang beramal dengan amalan ahli surga sehingga jarak
antara dia dengan surga itu jaraknya hanya sehasta (dari siku sampai ke
ujung jari). Lalu suratan takdir mendahuluinya, sehingga ia beramal
dengan amalan ahli neraka, maka masuklah ia ke dalam neraka. Ada juga di
antara kalian yang beramal dengan amalan ahli neraka sehingga jarak
antara dirinya dengan neraka hanya sehasta. Lalu suratan takdir
mendahuluinya, sehingga ia beramal dengan amalan ahli surga, maka
akhirnya masuklah dia ke dalam surga itu”. (HR Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Abdur-Rahman Abdullah bin Umar bin Khathab ra, berkata:
Aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: ‘Islam itu dibangun atas
lima pilar: 1. Persaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad
Rasul Allah, 2. Mendirikan shalat, 3. Mengeluarkan zakat, 4.
Melaksanakan ibadah haji ke Baitullah dan 5. Berpuasa Ramadhan”, (HR.
Bukhari dan Muslim)
Umar bin Khathab ra berkata: Suatu ketika kami (para sahabat)
duduk di dalam majelis bersama Rasulullah saw, tiba-tiba mucul kepada
kami di dalam majelis itu seorang laki-laki yang berpakaian serba putih
dan rambutnya sangat hitam. Tidak terlihat padanya tanda-tanda bekas
perjalanan dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya, lalu
ia segera duduk di hadapan Rasulullah saw, lalu lututnya disandarkan
kepada kedua lutut Rasulullah saw serta meletakkan kedua tangannya di
atas kedua paha Rasulullah saw, kemudian ia berkata:
“
Hai Muhammad, beritahukan kepadaku tentang Islam?”
Rasulullah saw menjawab: “Islam adalah engkau bersaksi tidak ada Tuhan
melainkan Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah, menegakkan
shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan engkau
menunaikan haji ke Baitullah jika engkau telah mampu melakukannya”.
Lelaki itu berkata: “Engkau benar”. (Berkata Umar ra: Kami merasa heran
kepada tingkah laku sipemuda itu, ia yang bertanya dan ia pula yang
membenarkannya).
Kemudian ia bertanya lagi, “
Beritahukan kepadaku tentang Iman?
Rasulullah menjawab: “Iman adalah engkau beriman kepada Allah,
Malaikat-MalaikatNya, Kitab-KitabNya, Rasul-RasulNya, Hari Akhir dan
hendaklah engkau beriman kepada taqdir Allah yang baik dan yang buruk.
Ia berkata: “Engkau benar”.
Dia bertanya lagi: “
Beritahukan kepadaku tentang Ihsan?”
Rasulullah menjawab: “Hendaklah engkau beribadah kepada Allah
seolah-olah engkau melihatNya, kalaupun engkau tidak dapat melihatNya,
sesungguhnya Allah senantiasa melihatmu.
Lelaki itu berkata lagi: “
Beritahukan kepadaku tentang kapan terjadinya kiamat?” Rasulullah menjawab: “Yang ditanya tidaklah lebih tahu itu dari pada yang bertanya”.
Diapun bertanya lagi: “
Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya?”
Rasulullah menjawab: “Apabila hamba perempuan melahirkan tuannya;
Apabila engkau melihat orang yang bertelanjang kaki, tidak berpakaian
(miskin papa), serta penggembala kambing telah saling berlomba dalam
mendirikan bangunan megah yang menjulang tinggi.
Kemudian lelaki tersebut segera pergi. Akupun terdiam sehingga
Rasulullah bertanya kepadaku: “Wahai Umar, tahukan engkau siapa yang
bertanya tadi? Aku menjawab: “Allah dan RasulNya lebih mengetahui”.
Rasulullah bersabda: “Ia adalah Jibril as yang mengajarkan kalian tentang agama kalian”. (HR. Muslim)
Dari Amirul Mukminin Abi Hafsah Umar bin Khathab ra berkata:
“Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: ‘Sesungguhnya amal perbuatan itu
disertai niat, dan setiap orang mendapat balasan amal sesuai dengan
niatnya. Barangsiapa yang berhijrah hanya karena Allah dan RasulNya,
maka hijrahnya itu menuju Allah dan RasulNya. Dan barangsiapa yang
hijrahnya karena dunia yang ia harapkan atau karena seorang wanita yang
ingin dinikahinya, maka hijrahnya itu menuju yang ia inginkan’.”
0 komentar:
Posting Komentar